Nama : Hurisan Jaya
Kelas : 2ID03
NPM :
35414017
Matkul : Ilmu Sosial Dasar #
PERTENTANGAN SOSIAL & INTEGRASI MASYARAKAT
INTEGRASI SOSIAL
Integrasi berasal
dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan
atau keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses
penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan
masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki
keserasian fungsi.
Definisi lain mengenai integrasi
adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap
komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap
mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing. Integrasi memiliki 2
pengertian, yaitu :
1.Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan
social dalam suatu sistem sosial tertentu
2.Membuat suatu keseluruhan dan
menyatukan unsur-unsur tertentu.
Sedangkan yang disebut integrasi
sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu sama lain
itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.
Suatu integrasi sosial di perlukan
agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupa
tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya. Menurut
pandangan para penganut funsionalisma struktur sistem sosial senantiasa
terintegrasi di atas dua landasan berikut :
1.Suatu masyarakat senantiasa
terintegrasi di atas tumbuhnya consensus (kesepakatan) di antara sebagian besar
anggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental
(mendasar)
2.Masyarakat terintegrasi karena
berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari berbagai kesatuan
sosial (cross-cutting affiliation). Setiap konflik yang terjadi di antara
kesatuan sosial dengan kesatuan sosial lainnya akan segera dinetralkan oleh
adanya loyalitas ganda (cross-cutting loyalities) dari anggota masyarakat
terhadap berbagai kesatuan sosial.
Penganut konflik berpendapat bahwa
masyarakat terintegtrasi atas paksaan dan karena adanya saling ketergantungan
di antara berbagai kelompok. Integrasi sosial akan terbentuk apabila sebagian
besar masyarakat memiliki kesepakatan tentang batas-batas teritorial,
nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata sosial.
PERTENTANGAN DAN KETEGANGAN
DALAM MASYARAKAT
Konflik (pertentangan) mengandung
suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari pada yang biasa dibayangkan
orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar atau perang. Dasar
konflik berbeda-beda. Terdapat 3 elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari
situasi konflik yaitu :
1.Terdapatnya dua atau lebih
unit-unit atau baigan-bagianyang terlibat didalam konfl
2.Unit-unit tersebut mempunyai
perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan- kebutuhan, tujuan-tujuan,
masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-sikap, maupun gagasan-gagasan
3.Terdapatnya interaksi di antara
bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.
Konflik merupakan suatu tingkah
laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan
dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi paa
lingkungan yang paling kecil yaitu individu,sampai kepada lingkungan yang luas
yaitu masyarakat.
1.Pada taraf di dalam diri
seseorang, konflik menunjuk kepada adanya pertentangan, ketidakpastian, atau
emosi emosi dan dorongan yang antagonistic didalam diri seseorang
2.Pada taraf kelompok, konflik
ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri individu, dari
perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok dalam tujuan-tujuan,
nilai-nilai, dan norma-norma, motivasi-motivasi mereka untuk menjadi anggota
kelompok, serta minat mereka.
3.Pada taraf masyarakat, konflik
juga bersumber pada perbedaan di antara nilai-nilai dan norma-norma kelompok
dengan nilai-nilai an norma-norma kelompok yang bersangkutan
berbeda.Perbedan-perbedaan dalam nilai, tujuan dan norma serta minat,
disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup dan sumber-sumber
sosio-ekonomis didalam suatu kebudayaan tertentu dengan yang aa dalam
kebudayaan-kebudayaan lain.
Adapun cara-cara pemecahan
konflik tersebut adalah :
1.Elimination; yaitu pengunduran
diri salah satu pihak yang telibat dalam konflik yagn diungkapkan dengan : kami
mengalah, kami mendongkol, kami keluar, kami membentuk kelompok kami sendiri
2.Subjugation atau domination,
artinya orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang
atau pihak lain untuk mentaatinya
3.Mjority Rule artinya suara
terbanyak yang ditentukan dengan voting akan menentukan keputusan, tanpa
mempertimbangkan argumentasi.
4.Minority Consent; artinya
kelompok mayoritas yang memenangkan, namun kelompok minoritas tidak merasa
dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakan untuk melakukan kegiatan
bersama
5.Compromise; artinya kedua atau
semua sub kelompok yang telibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan
jalan tengah
6.Integration; artinya
pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah
kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua
pihak
Pertentangan atau ketegangan adalah
tingkah laku yang berdasarkan emosi. Tiga ciri situasi pertentangan yaitu:
1. ada beberapa bagian yang
ada dalam konflik
2. adanya interaksi yang
menyebabkan perbedaan
3. adanya perbedaan antara
kebutuhan, tujuan, nilai dll
GOLONGAN BERBEDA DAN INTEGRASI
SOSIAL
Masyarakat indonesia adalah
masyarakat yang majemuk, msyarakat majemuk itu dipersatukan oleh sistem nasional
negara indonesia. Aspek kemasyarakatan yang mempersatukannya antara lain :
Suku bangsa dan kebudayaannya
2. Agama
3. Bahasa,
4. Nasion Indonesia
Bentuk Integrasi Sosial
Asimilasi,
yaitu pembauran
kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas
kebudayaan asli.
Akulturasi,
yaitu penerimaan sebagian unsur-unsur asing tanpa menghilangkan kebudayaan
asli.
Faktor-Faktor Pendorong
A. Faktor Internal :
kesadaran diri sebagai makhluk
sosial
tuntutan kebutuhan
jiwa dan semangat gotong royong
B. Faktor External :
tuntutan perkembangan zaman
persamaan kebudayaan
terbukanya kesempatan
berpartisipasi dalam kehidupan bersama
persaman visi, misi, dan tujuan
sikap toleransi
adanya kosensus nilai
adanya tantangan dari luar
Syarat Berhasilnya Integrasi Sosial
1. Untuk meningkatkan Integrasi
Sosial, Maka pada diri masing-masing harus mengendalikan perbedaan/konflik yang
ada pada suatu kekuatan bangsa dan bukan sebaliknya.
2. Tiap warga masyarakat merasa
saling dapat mengisi kebutuhan antara satu dengan yang lainnya.
Konflik/Pertentangan
Konflik/Pertentangan berasal
dari kata kerja
Latin configere yang berarti saling memukul.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua
orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Tidak satu masyarakat pun yang
tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat
lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu
sendiri.
Konflik dilatarbelakangi oleh
perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu
interaksi.
perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik,
kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan
dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan
situasi yang wajar dalam setiap
masyarakat dan
tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya
atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan
dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan
integrasi.
Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik
yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak
sempurna dapat menciptakan konflik.
Penyebab terjadinya
konflik/Pertentangan dimasyarakat
1. Perbedaan Kepentingan
Kepentingan merupakan dasar dari
timbulnya tingkah laku dari individu. Individu bertingkah laku karena adanya
dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Kepentingan ini
bersifat esensial bagi kelangsungan kehidupan individu itu sendiri.
Jika individu berhasil memenuhi kepentingannya, maka mereka akan merasa puas
dan sebaliknya bila gagal akan menimbulkan masalah bagi diri sendiri maupun
bagi lingkungannya.
Individu yang berpegang pada
prinsipnya saat bertingkah laku, maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
individu tersebut dalam masyarakat merupakan kepuasan pemenuhan dari
kepentingan tersebut. Oleh karena itu, individu mengandung arti bahwa tidak ada
dua orang yang sama persis dalam aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun
rohaninya. Dengan itu, maka akan muncul perbedaan kepentingan pada setiap
individu, seperti:
1. Kepentingan individu untuk
memperoleh kasih sayang.
2. Kepentingan individu untuk
memperoleh harga diri.
3. Kepentingan individu untuk
memperoleh penghargaan yang sama.
4. Kepentingan individu untuk
memperoleh prestasi dan posisi.
5. Kepentingan individu untuk
dibutuhkan orang lain.
6. Kepentingan individu untuk
memperoleh kedudukan didalam kelomponya.
7. Kepentingan individu untuk
memperoleh rasa aman dan perlindungan diri.
8. Kepentingan individu untuk
memperoleh kemerdekaan diri.
Dalam hal diatas menunjukkan
ketidakmampuan suatu ideologi mewujudkan idealisme yang akhirnya akan
melahirkan suatu konflik. Hal mendasar yang dapat menimbulkan suatu
konflik adalah jarak yang terlalu besar antara harapan dengan kenyataan
pelaksanaan. Perbedaan kepentingan ini tidak secara langsung menyebabkan
terjadinya konflik tetapi ada beberapa fase, yaitu Fase
Disorganisasi dan Fase
2. Prasangka, Diskriminasi, dan Ethnosentrisme
a. Prasangka dan diskriminasi
Prasangka dan
Diskriminasi dapat merugikan pertumbuh-kembangan dan bahkan integrasi
masyarakat. Prasangka mempunyai dasar pribadi, dimana setiap orang memilikinya.
Melalui proses belajar dan semakin dewasanya manusia, membuat sikap cenderung
membeda-bedakan dan sikap tersebut menjurus kepada prasangka. Apabila individu
mempunyai prasangka dan biasanya bersifat diskriminatif terhadap ras yang
diprasangka. Jika prasangka disertai dengan agresivitas dan rasa permusuhan,
biasanya orang yang bersangkutan mencoba mendiskiminasikan pihak-pihak lain
yang belum tentu salah, dan akhirnya dibarengi dengan sifat Justifikasi
diri, yaitu pembenaran diri terhadap semua tingkah laku diri.
b. Perbedaan Prasangka dan
diskriminasi
Perbedaan Prasangka dan
Diskriminasi, prasangka adalah sifat negative terhadap sesuatu. Dalam kondisi
prasangka untuk menggapai akumulasi materi tertentu atau untuk status sosial
bagi suatu individu atau suatu. Seorang yang berprasangka rasial biasanya
bertindak diskriminasi terhadap rasa yang diprasangka.
c. Sebab-sebab timbulnya Prasangka dan Diskriminatif
1. Latar belakang sejarah.
Misalnya : bangsa kita masih
menganggap bangsa Belanda adalah bangsa penjajah.Inidilatarbelakangi
karena pada masa lampau Bangsa Belanda menjajah Indonesia selama kurang lebih
3,5 abad.
2. Dilatar belakangi oleh
perkembangan sosio-kultural dan situasional
Apabila prasangka bisa berkembang
lebih jauh sebagai akibat adanya jurang pemisah antara kelompok orang kaya
dengan orang miskin.
3. Bersumber dari faktor
kepribadian
Bersifat prasangka merupakan
gambaran sifat seseorang. Tipe authorian personality adalah sebagian ciri
kepribadian seseorang yang penuh prasangka, dengan ciri-ciri bersifat
konservatif dan tertutup.
4. Perbedaan keyakinan,
kepercayaan, dan agama.
Banyak sekali konflik yang
ditimbulkan karean agama. Seperti yang kita alami sekarang diseluruh penjuru dunia.
d. Usaha mengurangi/menghilangkan
prasangka dan diskriminasi
Dapat dilakukan dengan perbaikan
kondisi sosial dan ekonomi, pemerataan pembangunan, dan usaha peningkatan
pendapatan bagi WNI yang masih di bawah garis kemiskinan. Perluasan kesempatan
belajar. Sikap terbuka dan lapang harus selalu kita sadari.
sumber: