Perencanaan
& Pengendalian Produksi
I.
Latar Belakang
Perencanaan produksi sebagai suatu perencanaan
taktis yang bertujuan untuk memberikan keputusan berdasarkan sumber daya yang
dimiliki perusahaan dalam memenuhi permintaan akan produk yang dihasilkan. Penentuan
jumlah optimal produk yang akan diproduksi menjadi kunci bagi perencanaan
produksi yang tepat. Perencanaan produksi dilakukan dengan maksud memenuhi
permintaan pada tingkat biaya yang minimum. Kegiatan produksi sangat ditentukan
oleh ketersediaan bahan baku dan jumlah permintaan. Bahan baku merupakan salah
satu masukan yang akan diproses untuk menghasilkan produk.
Perencanaan dan
pengendalian produksi memiliki peranan yang penting dalam pengelolahan
persediaan, kapasitas dan penjadwalan. Pengelolahan persediaan bertujuan
minimisasi biaya dan kerusakan produk atau bahan, perencanaan kapasitas
dimaksudkan untuk menjamin kelancaran proses produksi dan penjadwalan ditujukan
untuk menjaga kualitas dan tingkat persediaan yang minimum. Dengan adanya banyak
sumber daya yang tersedia dapat membantu secara langsung perencanaan suatu
manufaktur dalam hal produksi sehingga dapat memenuhi permintaan konsumen dalam
waktu tertentu.
Perencanaan produksi
bertujuan untuk menyesuaikan produksi dengan sumber keputusan untuk memenuhi
permintaan konsumen yang akan datang, seperti kapasitas produksi, pembatasan
tenaga kerja dan pembatasan waktu lembur yang mana permasalahan tersebut
merupakan masalah optimisasi. Tujuan lain dari perencanaan produksi untuk
meminimalkan biaya total atau memaksimalkan keuntungan. Model matematika untuk
perencanaan produksi secara luas diklasifikasikan dalam dua kategori yaitu
model deterministik dan model stokastik. Model deterministik mengasumsikan
bahwa data sudah diketahui dan model stokhastik menggunakan tebakan terbaik
dari nilai ketidakpastian.
Dasar dari model
kuantitatif dikembangkan dengan peramalan variabel ketidakpastian seperti
permintaan, model deterministik akan menyelesaikan nilai rata-rata atau kejadian
terburuk. Salah satu bentuk model pemprograman stokastik adalah model
pemprograman stokastik dua tahap dengan recourse. Program stokastik dua tahap
dengan recourse ini merupakan suatu bentuk model khusus yang lebih penting.
Dalam hal model seperti ini fungsi objektif biasanya bersesuaian dengan
meminimumkan biaya atau memaksimumkan keuntungan, meskipun dapat juga mengacu
pada nilai absolut yang diharapkan atau penyimpangan kuadrat tujuan khusus
tertentu atau variance dari fungsi sumber tahap kedua. Beberapa ketidakpastian
yang terdapat pada manufaktur dapat dikategorikan dalam dua kategori yaitu
ketidakpastian lingkungan dan ketidakpastian sistem. Ketidakpastian lingkungan
akan mengacu pada ketidakpastian yang berada di luar cakupan pengendalian
proses produksi, seperti ketidakpastian permintaan dan ketidakpastian pasokan
mengacu pada ketidakpastian yang berhubungan dengan proses produksi, seperti
ketidakpastian hasil, ketidakpastian waktu produksi, ketidakpastian kwalitas
dan produksi yang gagal.
Metodologi dari masalah
perencanaan produksi dapat juga memberikan jumlah produksi dan tenaga kerja
disetiap perencanaan produksi untuk memenuhi permintaan pasar. Dikembangkan
juga suatu model pemprograman stokastik dengan penambahan batas. Digunakan juga
model dua tahap recourse untuk masalah perencanaan produksi dengan pemprograman
stokastik. Tesis ini akan membahas perencanaan produksi dengan pendekatan yang
baik yaitu mengidentifikasi dan mengatasi beberapa ketidakpastian yang akan
muncul pada manufaktur, sehingga tidak menghambat perkembangan suatu manufaktur
dan manufaktur memiliki solusi yang optimal dengan meminimalkan terjadinya
kemungkinan yang buruk dan memaksimalkan keuntungan dengan membentuk model
matematika. Untuk pembentukan model matematika, akan dibentuk bagaimana model
matematika sebelum adanya ketidakpastian dan setelah adanya ketidakpastian.
II.
Perumusan Masalah
Masalah yang akan muncul
pada suatu manufaktur adalah adanya ketidakpastian permintaan, ketidakpastian
produksi dan ketidakpastian banyaknya tenaga kerja sehingga menghambat
perkembangan sebuah manufaktur, sehingga perlu di bentuk model stokastik untuk
perencanaan produksi yang dapat memberikan solusi yang optimal.